ASAL-USUL DESA BLANAKAN-SUBANG

ASAL-USUL DESA BLANAKAN-SUBANG




Dahulu kala ,ada sebuah cerita di pantai Blanakan yang memiliki tempat penangkaran buaya. dan ada banyak sekali buaya-buaya yang di peliharanya, dari kata Blanakan ini dari sejarah keluarga Buyut Perahu yaitu dari asal kata “Belah Sanak” belah memiliki arti Pecah/pisah sedangkan Sanak berarti Saudara/keluarga .
Dari kata Belah Sanak itu sendiri menurut masyarakat Desa Blanakan,Kecamatan Blanakan,Kabupaten Subang,berasal dari bahasa Indramayu. Legenda yang berkembang di masyarakat Desa tersebut, dahulu  ada tiga orang pengembara terdiri dari Kibuyut Perahu,istrinya dan adiknya. Ketiganya berlayar untuk mencari nafkah. Dalam perjalanan mereka singgah di salah satu tempat bernama Blanakan.
Pada suatu hari Kibuyut Perahu bermaksud mencari mencek (kijang) untuk dimakan. Kepada istri dan adiknya, Kibuyut berpesan ,agar tidak ikut berburu. Setelah seharian lamanya berburu,ternyata Kibuyut pulang dengan tanpa hampa, Sesampainya di rumah Kibuyut langsung membuka pintu rumah. Bagaikan di sambar petir di siang bolong, Kibuyut melihat istri dan adiknya sedang tidur bersama.
Dengan nafsu amarah yang memuncak, akhirnya Kibuyut Perahu membunuh istri dan adiknya hingga menemui ajalnya. Tak lama kemudian, Kibuyut Menikah lagi dengan perempuan lain di salah satu desa yaitu Desa Blanakan. lalu Kibuyut Perahu berterus terang kepada istrinya tentang aib yang menimpanya.
“Saya lebih baik belah sanak dari pada menanggung malu,”demikian ujar Kibuyut kepada istrinya yang baru. Dan kata-kata itulah yang menghilami nama “Belah Sanak” berubah menjadi “Blanakan” berarti pecahnya dalam kekeluargaan.
Di kawasan ini Blanakan ini hingga sekarang telah dikembangkan penangkaran Buaya dengan jenis buaya muara (erocidylus porosus) asal Kalimantan. Dan ada Pohon Pelangi di area penangkaran Buaya tersebut dan lebih banyak lagi wisata di Blanakan. Buaya jenis ini merupakan satwa yang dilindungi, memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan memungkinkan untuk dikembangkan populasinya serta dapat diatraksikan sesuai dengan arahan pawangnya.
Untuk sampai ke lokasi penangkaran tersebut, tidaklah sulit karena jalan menuju ke sana sudah bagus, jaraknya pun tidak terlalu jauh dari Kota Subang yaitu sekitar 60 km kerah Barat Laut. Sedangkan jika melewati jalan Pamanukan dan Kalijati, jaraknya sekitar 15 km kea rah Sukamandi. Sementara dari Bandung kea rah Utara sekitar 118 km, dan dari arah Jakarta ke Cirebon sekitar 117 km.
Hampir setiap hari libur atau hari besar nasional, penangkaran buaya Blanakan selalu dipadati pengunjung yang ingin mengetahui dari dekat proses penangkaran buaya,
Memelihara buaya mulai dari bertelur hingga menjadi buaya dewasa, Biasanya pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Jawa Barat. Karena tidak sakit pengunjung yang datang dari luar Jawa Barat.



Sumber: berdasarkan cerita ini dari teman 

Komentar